MENUMBUHKAN KREATIFITAS GURU DALAM MENGELOLA
PEMBELAJARAN
kreativitas guru adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru maupun mengembangkan hal-hal yang
sudah ada untuk memberikan sejumlah pengetahuan kepada anak didik di sekolah.
Pengertian kreativitas juga sudah
banyak dikemukakan oleh para ahli berdasarkan pandangan yang berbeda-beda
antara lain :
v Menurut
National Advisory Committees UK (1999), bahwa kreativitas memiliki empat
karakteristik, yaitu:
1)
berfikir dan bertindak secara imajinatif,
2)
seluruh aktivitas imajinatif itu
memiliki tujuan yang jelas;
3)
melalui suatu proses yang dapat
melahirkan sesuatu yang orisinal;
4)
hasilnya harus dapat memberikan nilai
tambah.
v Menurut
Utami Munandar (1992: 47) menjelaskan pengertian kreativitas dengan
mengemukakan beberapa perumusan yang merupakan kesimpulan para ahli mengenai
kreativitas.
Pertama,
kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data,
informasi, atau unsur-unsur yang ada.
Kedua,
kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan
berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanaannya adalah pada kuantitas,
ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.
Ketiga secara operasional
kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan (fleksibilitas), dan orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan
untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, merinci) suatu gagasan.
v Menurut Cece
Wijaya dan Tabrani Rusyan (1991:189), kreativitas biasanya diartikan sebagai
kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar baru sama
sekali maupun yang merupakan modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan
hal-hal yang sudah ada. Bila konsep ini dikaitkan dengan kreativitas guru, guru
yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu strategi mengajar yang benar-benar
baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan modifikasi
dari berbagai strategi yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru.
v
Menurut Moreno dalam Slameto (2003:
146) yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum
pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu
merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu
yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang guru
menciptakan metode mengajar dengan diskusi yang belum pernah ia pakai.
Ciri-ciri kemampuan berfikir kreatif
(Aptitude).
1) Keterampilan berpikir lancar yaitu:
1) Keterampilan berpikir lancar yaitu:
a)
mencetuskan banyak gagasan, jawaban,
penyelesaian masalah atau pertanyaan,
b)
memberikan banyak cara atau saran
untuk melakukan berbagai hal,
c)
selalu memikirkan lebih dari satu
jawaban.
2)
Keterampilan berpikir luwes (Fleksibel) yaitu:
a)
menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan
yang bervariasi,
b)
dapat melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda,
c)
mencari banyak alternatif atau arah
yang berbeda-beda,
d)
mampu mengubah cara pendekatan atau
cara pemikiran.
3) Keterampilan
berpikir rasional yaitu:
a)
mampu melahirkan ungkapan yang baru
dan unik,
b)
memikirkan cara yang tidak lazim
untuk mengungkapkan diri,
c)
mampu membuat kombinasi-kombinasi
yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
4)
Keterampilan memperinci atau mengolaborasi yaitu:
a)
mampu memperkaya dan mengembangkan
suatu gagasan atau produk,:
b)
menambahkan atau memperinci
detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.
5)
Keterampilan menilai (mengevaluasi) yaitu:
a)
menentukan patokan penilaian sendiri
dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu
tindakan bijaksana,
b)
mampu mengambil keputusan terhadap
situasi yang terbuka,
c)
tidak hanya mencetuskan gagasan,
tetapi juga melaksanakannya.
Sund dalam
Slameto menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui
pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar;
b. Besikap terbuka terhadap pengalaman baru;
c. Panjang akal;
d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti;
e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit;
f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan;
g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas;
h. Berpikir fleksibel;
i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak;
j. Kemampuan membuat analisis dan sitesis;
k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti;
l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik;
m. Memililki latar belakang membaca yang cukup luas.
a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar;
b. Besikap terbuka terhadap pengalaman baru;
c. Panjang akal;
d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti;
e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit;
f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan;
g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas;
h. Berpikir fleksibel;
i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak;
j. Kemampuan membuat analisis dan sitesis;
k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti;
l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik;
m. Memililki latar belakang membaca yang cukup luas.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kreativitas
Menurut Cece
Wijaya dan Tabrani Rusyan, Tumbuhnya kreativitas di kalangan guru dipengaruhi
oleh beberapa hal, diantaranya:
1)
Iklim kerja yang memungkinkan para
guru meningkatkan pengetahuan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas.
2)
Kerjasama yang cukup baik antara
berbagai personel pendidikan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.
3)
Pemberian penghargaan dan dorongan
semangat terhadap setiap upaya yang bersifat positif bagi para guru untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
4)
Perbedaan status yang tidak terlalu
tajam di antara personel sekolah sehingga memungkinkan terjalinnya hubungan
manusiawi yang lebih harmonis.
5)
Pemberian kepercayaan kepada para
guru untuk meningkatkan diri dan mempertunjukkan karya dan gagasan kreatifnya.
6)
Menimpakan kewenangan yang cukup
besar kepada para guru dalam melaksanakan tugas dan memecahkan permasalahan
yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas
7)
Pemberian kesempatan kepada para
guru untuk ambil bagian dalam merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang merupakan
bagian dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan di sekolah yang bersangkutan, khususnya yang berkaitan dengan
peningkatan hasil belajar.
Syarat-syarat untuk menjadi guru
yang kreatif
sebagaimana
yang dikemukakan oleh munandar (1985:67) syarat untuk menjadi guru kreatif yaitu
:
1)
profesional, yaitu sudah
berpengalaman mengajar, menguasai berbagai teknik dan model belajar mengajar,
bijaksana dan kreatif mencari berbagai cara, mempunyai kemampuan mengelola
kegiatan belajar secara individual dan kelompok, disamping secara klasikal,
mengutamakan standar prestasi yang tinggi dalam setiap kesempatan, menguasai
berbagai teknik dan model penelitian.
2)
memiliki kepribadian, antara lain :
bersikap terbuka terhadap hal-hal baru, peka terhadap perkembangan anak,
mempunyai pertimbangan luas dan dalam, penuh perhatian, mempunyai sifat
toleransi, mempunyai kreativitas yang tinggi, bersikap ingin tahu.
3)
menjalin hubungan sosial, antara
lain : suka dan pandai bergaul dengan anak berbakat dengan segala keresahannya
dan memahami anak tersebut, dapat menyesuaikan diri, mudah bergaul dan mampu
memahami dengan cepat tingkah laku orang lain.
Manfaat Produk Kreativitas Guru dalam Pendidikan
-
Kreativitas guru berguna bagi peningkatan minat siswa
terhadap mata pelajaran.
Produk kreativitas guru diharapkan akan memberikan
situasi yang nyata pada proses pembelajaran. Selama ini siswa dituntut untuk
memiliki kemampuan verbalisme yang tinggi pada hal-hal yang abstrak. Verbalisme
adalah hal sangat sulit sekali dan membosankan bagi siswa jika terus menerus
dipacu di sekolah. Penerapan produk kreativitas guru misalnya berupa instrumen
yang mampu mengajak siswa belajar ke dunia nyata melalui visualisasi akan mampu
menurunkan rasa bosan siswa dan meningkatkan minatnya pada mata pelajaran.
-
Kreativitas guru berguna dalam transfer informasi
lebih utuh.
Hasil inovasi berupa instrumen bantu pendidikan akan
memberikan data atau informasi yang utuh, hal ini terlihat pada aktifnya indera
siswa, baik indera penglihatan, pendengaran dan penciuman, sehingga siswa
seakan-akan menemui situasi yang seperti aslinya. Produk kreativitas guru akan
melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya dipahami siswa dan membetulkan
pemahaman yang salah mengenai informasi yang didapatkan dari teks. Pada kasus
penerapan produk kreativitas guru pada laboratorium, dengan memanipulasi objek
dan situasi penelitian sedemikian rupa, maka objek dan situsi tersebut seakan-akan
sesuai dengan fenomena-fenomena yang dipelajari oleh siswa.
-
Kreativitas guru berguna dalam merangsang siswa untuk
lebih berpikir secara ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam
yang menjadi objek kajian dalam belajar.
Produk kreativitas guru sangat penting dalam
pengembangan kerangka berpikir ilmiah berupa langkah rasional, sistematik, dan
konsisten. Hasil-hasil kreativitas guru akan merangsang siswa untuk membantu
siswa dalam mengidentifikasi masalah, observasi data, pengolahan data serta
perumusan hipotesis. Kegiatan tersebut tidak hanya memperkuat ingatan
terhadap informasi yang diserap, tetapi juga berfungsi sebagai pembentukan
unsur kognitif yang menyangkut jenjang pemahaman.
-
Produk kreativitas guru akan merangsang kreativitas
siswa.
Kreativitas
guru dapat digunakan secara mandiri oleh siswa, dimana siswa dapat
mengembangkan kreativitasnya serta imajinasi dan daya nalarnya dalam memahami
materi yang diajarkan. Siswa akan memiliki kelancaran, keluwesan, orisinalitas
dan keunikan dalam berpikir.
Pemanfaatan Komputer sebagai Wahana Pendukung Kreativitas
Komputer dewasa ini telah dilengkapi dengan kemampuan
yang tak tertandingi oleh peralatan lain, baik dari segi kecepatan maupun
keluwesan penggunaannya. Dalam kaitannyan dengan peningkatan mutu pendidikan,
tidak salah jika komputer menjadi pilihan tepat sebagai media pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang dapat dibantu dengan berbagai fasilitas di dalam
komputer adalah matematika dan IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) atau yang lebih
akrab disebut dengan MIPA. Mata pelajaran matematikan dan IPA adalah mata
pelajaran yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi sehingga selama ini
ditakuti siswa sekolah, padahal mata pelajaran matematika dan IPA adalah ilmu
dasar yang mutlak harus dikuasai sebagai langkah awal dalam meletakkan landasan
penguasaan teknologi. Konsep MIPA tidak mungkin dapat dikuasai hanya dengan
membaca buku ataupun menghafal rumus-rumus saja.
Disamping cara ini sangat memerlukan waktu dan tenaga
yang banyak, cara-cara seperti ini dapat menyebabkan berbagai macam
miskonsepsi. Oleh karena itu untuk mengatasi persoalan tersebut, siswa harus
dibawa sedekat mungkin dengan peristiwa alam, misalnya dengan metode
eksperimental atau metode demonstrasi. Dalam hal ini, komputer menjadi media
yang cocok untuk menunjang cara pengajaran seperti itu. Hal ini dikarenakan
komputer memiliki beberapa karakteristik, antara lain :
- Komputer dapat digunakan dimana saja dan kapan saja
- Dapat dipakai dalam proses belajar mengajar baik secara klasikal maupun individual
- Mudah dan murah pembuatannya
- Komputer dapat memvisualisasikan fenomena alam seperti proses aslinya
- Komputer mampu melakukan simulasi, perhitungan data untuk digunakan kapan saja.
Secara spesifik, penggunaan komputer sebagai media
bantu pendukung pembelajaran yang kreatif, memiliki beberapa tujuan antara lain
:
- Pelajar lebih mudah memahami konsep-konsep yang diajarkan. Kemampuan siswa dalam hal aplikasi, analisis dan sintesis dapat terus dibina.
- Pelajar lebih berminat dan giat mempelajari mata pelajaran
- Mengurangi terjadinya salah konsep dan verbalisasi, misalnya menghafal
- Memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan dan profesinya
Namun, meskipun banyak keuntungan yang bisa diperoleh,
upaya komputerisasi media pendidikan benyak menemui hambatan. Hal ini
disebabkan oleh sedikitnya guru yang mau dan mampu menyusun sebuah aplikasi
presentasi atau program pembelajaran. Selain itu sedikitnya pengetahuan guru
tentang pemrograman dan kurang tersedianya perangkat lunak pembelajaran juga
menjadi kendala yang perlu segera diatasi. Pada dasarnya, banyak guru yang
telah mampu mengoperasionalkan komputer. Namun patut disayangkan penggunaan
komputer masih sebatas sebagai sarana bantu administratif dan bukan untuk
keperluan belajar yang menjadi tugas utamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar