FAKULTAS TARBIYAH/SYARIAH
STAI
YAPATA AL-JAWAMI
BANDUNG
NAMA : IBRAHIM HASANUDIN
Prog.Studi
: MPAI
DOSEN : Budie Agung S.Pd.I
MODEL PEMBELAJARAN BERPROGRAMA
PENGERTIAN
Model pembelajaran berprograma ialah suatu
bentuk pembelajaran dengan menggunakan alat-alat yang bekerja serba otomatis
atau kunci-kunci jawaban tertulis yang di buat sedemikian rupa, sehingga
peserta didik dapat mempelajari sendiri bahan yang telah tersusun secara
sistematis, yang menyebabkan peserta didik dapat berdialog dengan bahan-bahan
tersebut atas tanggung jawab sendiri.
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BERPROGRAMA
1.
Dalam pengajaran berprograma dikehendaki
proses interaksi antara pendidik dan peserta didik secra tidak langsung, karena
belajar dengan program memakai perantara/alat berupa “teaching mechine” dan
“buku text” yang bertindak sebagai alat mengaktifkan pelajar dalam proses
belajar.
2.
Pengajaran berprograma menganut sistem belajar
sendiri, ialah dengan cara berdialog dari unit kalimat ke unit kalimat
berikutnya yang di susun sedemikian rupa, sehingga unit-unit itu dapat
berbicara langsung dengan pembaca. Setiap unit menunjukan :
a. Apa yang harus di perhatikan,
b. Apa yang harus di perbuat.
c. Pengujian terhadap jawaban dan jika salah bagaiman memperbaikinya,
d. Apa yang harus di perhatikan setelah itu, sebagi lanjutan.
3.
Rangkaian kegiatan pembelajran berprograma
dilakukan secara aktif progresif, peserta didik belajar dengan maju setapak
demi setapak dan mnguji kebenaran hasil responsenya, sehingga akhirnya ia
sampai kepada suatu kesimpulan.
4.
Bahan pengajaran berprograma disusun menurut
prinsip dan pola tertentu yang telah di programkan. Sehungga kadangkala peserta
didik tidak terlalu membutuhkan pendidik dalam belajarnya.
JENIS PROGRAM
1.
Pola Linier
Pola limier ini
dikembangkan oleh skinner. Dalam menyusun suatu program ia mnganjurkan untuk
memulai penyusunan dengan :
a.
Menentukan dan membatasi lapangan ( scope )
yang akan di bahas.
b.
Mencari semua istilah teknis, fakta,
ketentuan, prinsip serta hal yang relevan dengan lapangan tersebut.
c.
Mengatur dalam urutan perkembangan yang logis.
Dikatakan
linier, karna terdapat suatu garisan untuk di ikuti semua peserta didik.
2.
Programa Branching ( bercabang )
Dalam program
ini terkadang peserta didik terus sampai pada suatu bingkai dimana ia berbuat
salah. Kesalahan itu mengalihkan dia untuk kemudian mengadakan perbaiakn
biasanya programa terdiri dari suatu pilihan. Dikatakan bercabang karna di
samping garis lurus ada lagi garis cabang.
LANGKAH LANGKAH PELAKSANAAN
Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam
pelaksanaan program.
1.
Persiapan, terdiri dari :
a. Pemilihan topik
Topik di ambil dari pelajaran yang sudah di kenal peserta didik, dan dalam materi yang mudah di
programkan.
b. Out line.
Out line dari topik di susun sebaik mungkin dan materinya di ambil dari
materi pokok dan materi pengajran.
c. Tujuan instruksional
Tujuan ini di rumuskan sebaik mungkin sehingga tingkahlaku mana yang harus
dicapai.
d. Pretest.
Pretest ini di pergunakan untuk mengetahui sampai dimana
kesanggupan/penguasaan peserta didikterhadap materi yang akan di programkan.
2.
Penulisan program,
ASetelah persiapan sudah matang, maka barulah
di tulis program yang akan dilaksanakan. Peserta didik menjawab tugas-tugas
tertulis yang telah di siapkan.
a. Dalam menjawab tugas-tugas tersebut peserta didik dapat pula mengetahui
benar atau salah jawabannya dengan jawaban yang serba otomatis atau kunci
jawaban yang tertulis.
b. Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih tugas-tugas yang di
senanginya.
c. Kebenaran jawaban anak-anak dapat di cek pada kunci yang tersedia. Dalam
kunci jawaban selalu tersedia jawaban yang benar, jika peserta didik salah ia
bisa mencarinya sendiri sampai ia menemukan jawaban yang benar.
d. Nyatakan urutan (sequance) yang baik.
Tiap bingkai hendaknya di susun menurut urutan yang baik : urutan hendaknya
didasarkan atas lukisan bahan yang akan di ajarkan dan di dasarkan atas
kondisi-kondisi belajar (generalisasi, kontinuitas, dan praktis ).
KEUNTUNGAN METODE PENGAJARAN BERPROGRAMA
1.
Bahan pelajaran sangat banyak disediakan
sehingga sifat individuil anak-anak dapat diperhatikan.
2.
Anak yang pandai mendapat kesempatan yang
banyak untuk mencapai kemajuan.
3.
Menambah self activity bagi anak-anak.
4.
Melatih anak untuk berbuat mandiri dan
bertanggung jawab sendiri.
5.
Anak-anak dapat belajar sesuai kemampuannya,
karena setiap pelajar menghadapi alat secara individuil.
6.
Metode ini melahirkan berbagai alat-alat
pengajaran mulai dari buku-buku yang di susun secara campur aduk sampai kepada
alat-alat yang dapat di gerakan dengan tangan dan akhirnya tercipta alat-alat
pengajaran yang bekerja melalui sistem elektronik.
7.
Bahan-bahan pealajaran dapat di susunsecara
sistematis menurut rencana yang telah ditetapkan.
KELEMAHAN-KELEMAHAN METODE PENGJARAN
BERPROGRAMA
1.
Proses belajar seperti ini sangat sulit untuk
membentuk kepribadian yang bulat.
2.
Pengajaran dengan metode ini individualistis
dan intelektualistis.
3.
Susah untuk menyusun programa , apalagi
programa dari setiap mata pelajaran.
4.
Membutuhkan biaya yang mahal untuk mrnciptakan
alat-alat pengajar.
5.
Mesin pengajar tidak dapat merasakan apa yang
di rasakan oleh pelajar.
6.
Fungsi pendidik sebagai pendidik di abaikan
oleh para peserta didik.
7.
Karena alat-alat yang terbatas maka tak dapat
melayani semua pelajar.
8.
Kegiatan-kegiatan peserta didik sukar untuk di
kontrol.
9.
Bahan-bahan pelajaran tidak tersusun menurut
pola yang bernilai.
DAFTAR RUJUKAN
METODOLOGI Pendidikan Agama Islam Prof. DR. Ramayulis
Cetakan ke enam juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar